5:48 AM | Author: Akhmad Fais Fauzi
Kita, sebagai manusia yang masih diberikan kesempatan bernafas, pasti pernah merasakan adanya masalah. Bukan hidup namanya jika gak ada masalah. Tapi kenapa sih harus ada masalah?Masalah kan cuma bikin hidup susah n gak ada manfaatnya?

Saat ini aku kuliah di UGM, n beberapa hari lalu aku ke kotagede yang banyak menjual perhiasan perak yang sangat indah. Aku sempet mikir n bertanya2, Kok perak bisa sebagus n semengkilap ini ya?bukannya sewaktu di alam perak ini warnanya abu2 gelap dan bercampur penuh kotoran?? Setelah kucari tahu ternyata perak agar dapat bagus dan mengkilap harus melalui berkali2 pembakaran, pemanasan, dan penempaan. Sekali perak dipanaskan, kotoran seperti pasir akan lepas sedikit dari perak itu. Kemudian di panaskan kedua kali, semakin sedikit kotoran yang menempel. Dan dilakukan pemanasan terus menerus hingga perak dapat bersih dan mengkilap.

Sama halnya kaya hidup kita. Dalam hidup, masalah akan menjadi pemanas dan penempa yang akan melepaskan kotoran dalam diri. Semakin banyak masalah yang dapat dihadapi, akan semakin bagus, mengkilap, dan berkualitas hidup kita. Namun terkadang kita terlalu memandang masalah sebagai sesuatu yang membelenggu hidup kita. Hidup terasa tak berarti lagi saat masalah yang berat datang. Tapi justru itulah cobaan yang akan menjadikan hidup penuh makna. Saat ini kita terlalu berfokus pada masalah, bukan pada penyelesaian masalah. Yakinlah, pasti setiap masalah ada jalan keluar. Allah SWT pun berfirman “setelah ada kesulitan pasti ada kemudahan”. Gak ada masalah yang gak bisa diselesaikan. Mungkin sesekali kita gagal dalam menyelesaikan masalah. Tapi apakah dengan gagal itu seluruh hidup kita juga gagal?tidak bukan?

Jika seorang wanita memasak ikan, kemudian ia gagal dan ikan tersebut gosong, apakah wanita tersebut ikut gosong pula? Yang gosong hanyalah “peristiwa”nya, bukan wanitanya. Kegagalan bukanlah sesuatu yang membuat hidup kita hancur. Justru dengan kegagalan, dapat menjadi pelajaran hidup kita untuk menuju keberhasilan. Tidak penting berapa kali kita gagal, yang terpenting adalah berapa kali kita bangkit dari kegagalan itu. Tak akan bisa seorang anak mengendarai sepeda jika ia tak mau bangkit dari jatuhnya yang berkali2. Tak akan terang dunia ini dengan lampu2 yang indah jika Edison memutuskan untuk menyerah pada kegagalannya yang beratus2 kali dalam mencari elemen yang tepat dalam bola lampu. Jadi buat apa sekarang kita takut pada masalah dan kegagalan? Hadapilah, resapilah, dan renungkanlah. Pasti dibalik semua itu akan ada hidup yang lebih bermakna, berkualitas, dan terang benderang :D
-fais
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: